Pelabuhan Dunia Goyang Akibat Hantaman Covid-19
Virus corona atau Covid-19 secara resmi dinyatakan sebagai pandemi oleh World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia pada 12 Maret 2020 dan Port Technology International (PTI) telah merinci pelabuhan yang sangat terdampak akibat virus tersebut.
Berbagai kegiatan operasional pelabuhan tersibuk dan terpenting di dunia dibatasi guna menekan penyebaran Covid-19 sehingga penurunan trafik logistik pun tak bisa dihindarkan. Bahkan pelabuhan di Tiongkok, serta pelabuhan lainnya yang memiliki jalur pelayaran utama dunia juga tak mampu menghadang hantaman permasalahan global ini. Dan berikut Hub pelabuhan terbesar di dunia yang paling terdampak akibat virus corona.
Pelabuhan Long Beach dan Los Angeles
Pelabuhan kembar di pantai barat AS adalah pelabuhan yang paling terkena dampak virus corona di wilayah Amerika Utara, meskipun kasusnya hanya berkembang di hub pantai barat lainnya dan New York. Keduanya adalah dua pelabuhan tersibuk di AS dan memiliki peran yang sangat penting dalam perdagangan AS dengan Tiongkok. Pelabuhan Los Angeles dan Long Beach mengalami penurunan trafik year-on-year (YoY) pada bulan Januari 2020 - masingmasing 5,4 persen dan 4,6 persen.
Sebelumnya, Fitch Ratings juga telah memberikan peringatan bahwa perdagangan dunia akan sangat terdampak jika virus corona tidak segera ditanggulangi. Direktur eksekutif Port of Los Angeles, Gene Seroka saat diwawancarai oleh CNBC pada bulan Februari lalu, menilai bahwa perlambatan ekonomi akan lebih buruk dari yang disebabkan oleh virus SARS pada 2002-2003.
Seroka juga memperkirakan penurunan YoY sebanyak 25 persen pada bulan Februari dan 15 persen untuk kuartal pertama 2020. Namun, rekan Seroka di Pelabuhan Long Beach memperkirakan bahwa trafik akan meningkat dalam 12 bulan ke depan.
Trafik terus mengalami penurunan pada Februari 2020, di Los Angeles sebesar 22,9 persen dan Long Beach 9,8 persen. Dalam komentarnya ke PTI, Seroka memperkirakan akan terjadi penurunan pada Maret karena pemulihan industri di Tiongkok tetap lambat.
Pelabuhan Shanghai
Virus corona juga berdampak pada rantai pasokan, bahkan Tiongkok pun bisa terputus dari ekonomi global. Data menunjukkan, perdagangan luar negeri Tiongkok turun 11 persen YoY dalam dua bulan pertama 2020. Perdagangan dengan AS turun 19,6 persen, dengan Jepang dan Uni Eropa menurun masing-masing 15,3 persen dan 14,2 persen. Ini merupakan tren kinerja ekonomi terburuk Tiongkok sejak 2009.
Pelabuhan Shanghai yang merupakan pelabuhan tersibuk di dunia, juga tak lepas dari dampak Covid-19. Kondisi penurunan trafik logistik ini juga semakin tinggi setelah pemerintahnya menunda bekerja setelah tahun baru imlek. Hal tersebut berdampak pada trafik kapal di Shanghai dan pelabuhan besar lainnya yaitu Yangshang, masingmasing mengalami penurunan 17 persen pada Januari dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.
Pelabuhan Singapura
Singapura adalah pelabuhan tersibuk kedua di dunia dan mitra dagang terbesar Tiongkok. Pada tahap awal wabah, Pelabuhan Singapura adalah salah satu pelabuhan utama pertama yang terdampak. Pelabuhan Singapura menjadi salah satu pelabuhan yang pertama bereaksi dan menerapkan prosedur pemeriksaan suhu yang ketat pada pelaut dari kapal yang masuk ke pelabuhannya.
Beberapa pengunjung dari Tiongkok juga tidak diizinkan masuk, khususnya mereka yang berasal dari Provinsi Hubei dan Wuhan. Pada 12 Maret 2020, ada 166 kasus virus korona di Singapura, 93 di antaranya telah sepenuhnya pulih dan saat itu belum ada korban meninggal akibat wabah tersebut.
Namun, ada kekhawatiran terkait mega proyek Pelabuhan Tuas Singapura. Pada awal Maret 2020, Menteri Transportasi Singapura Khaw Boon Wan mengatakan mega proyek itu adalah salah satu dari beberapa proyek infrastruktur utama yang berpotensi ditunda jika krisis akibat virus corona tidak terselesaikan. Proyek Tuas sendiri merupakan proyek terbesar di industri maritim dan akan menjadi pelabuhan terbesar.
(Disarikan dari porttechnology.org oleh Kharis Fauzi)